Orientasi Pendidikan Pesantren

0

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At Taubah: 122)

Setiap orang Islam harus siap berjuang di jalan Allah, kapan pun, baik dengan fisik, harta, jiwa, lisan dan ilmunya.

Ketika Rasulullah SAW berangkat memerangi kaum kafir, beliau tidak memperkenankan seorang pun tertinggal, kecuali atas izin beliau.

Dalam hal ini ayat 122 surat At Taubah diturunkan agar ada perwakilan dari beberapa orang, yang tetap tinggal untuk menekuni agama dan menjadi mundzirul qaum ketika teman-temannya kembali dari berjuang di medan perang.

Ayat tersebut memerintahkan akan pendidikan untuk kader-kader ’’mundzirul qaum” yang nantinya berjuang di masyarakat.

Dan bukan hanya pesantren, bahkan perguruan-perguruan tinggi Islam internasional semacam Al-Azhar di Kairo, dan lainnya menjadikan ayat ini sebagai syiarnya.

Mendalami ilmu agama, menjadi poin utama dalam pengajaran di pesantren dengan menyiapkan kader-kader umat. Penguasaan bahasa agama (Arab) serta pengetahuan dan informasi (Inggris) dan juga ilmu keislaman, menjadi syarat mutlak dalam mengembangkan berbagai macam ilmu dan budaya.

Realisasi pesantren adalah, dengan adanya berbagai macam disiplin ilmu, yang dilandasi ilmu-ilmu turun temurun yang dilestarikan dan diajarkan.

Meskipun begitu, pesantren memiliki visi yang jelas dan jauh melintasi berbagai zaman. Islamisasi ilmu pengetahuan yang dimulai oleh pesantren berprinsipkan ’’kesatuan utuh ilmu agama dan ilmu umum’’, artinya tidak ada pemisahan antara keduanya. Karena kata addiin atau agama dalam konsep tafaqquh fiddin mencakup segala aspek kehidupan dan berbagai disiplin ilmu.

Pesantren bercita-cita menjadi tempat pendidikan yang berkualitas dan bermakna, menjadi ka’batul qusshad pembelajaran Al-Qur’an, sentral kajian ilmu pengetahuan umum dan agama yang tetap berjiwa pesantren, karena pesantren mempunyai perbedaan dengan tempat pendidikan yang lain.

Selalu berdiri di atas dan untuk semua golongan.

Pesantren mempunyai visi dan orientasi-pandangan kedepan sebagai lembaga pendidikan Islam, tempat kaderisasi pemimpin umat, lahan beribadah, berjuang dan berkorban, sumber bagi ilmu pengetahuan, tempat pendidikan bermutu dan berkhidmat kepada umat.

Bagi pesantren, pendidikan untuk mendalami ilmu agama tidak kalah pentingnya dari berperang di jalan Allah melalui senjata, karena the real enemy umat Islam saat sekarang adalah kebodohan, keterbelakangan dan kemunduran di berbagai bidang kehidupan.

Dan santri nantinya menjadi orang yang memberi peringatan (mundzirul qaum), sebagai pendidik, pengawal kebenaran dan meluruskan yang bengkok di berbagai bidang profesi kehidupan. (Widi)

Penulis : Nugroho Widi Susanto
Editor : Rakhmadi Kurniawan

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.