Bahaya Salah Niat Dalam Menuntut Ilmu

0

 

Imam Syafii pernah diberi nasihat oleh gurunya, Waki’ bin al-Jarrah, bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak diberikan pada pelaku maksiat. Dengan demikian, hanya ilmu yang benar yang dapat membawa seseorang pada ma’rifatullah atau pengetahuan tentang Allah.

Namun, ilmu yang rusak atau salah dimulai dari niat yang buruk. Jika seseorang belajar hanya untuk mencari keuntungan duniawi, maka dia melupakan tujuan hidupnya yang seharusnya untuk beribadah kepada Allah. Bahkan, seseorang dapat melakukan kecurangan untuk mendapatkan gelar.

Nasihat tersebut menegaskan bahwa ilmu yang benar dapat membawa pada ma’rifatullah, sementara ilmu yang rusak diawali dengan niat yang salah.

“Ilmu itu cahaya dan cahaya Allah tidak diberikan pada pelaku maksiat.”

Ilmu yang benar membawa pada ma’rifatullah, sedang ilmu yang rusak dimulai dengan niat yang salah.

Apakah benar belajar hanya untuk mencari keuntungan duniawi, sehingga kita lupa bahwa tujuan hidup kita seharusnya untuk beribadah kepada Allah?

Pertanyaan tersebut menggambarkan pentingnya memiliki niat yang baik dalam belajar dan menekankan bahwa tujuan sejati hidup adalah untuk beribadah kepada Allah.

Seorang murid yang belajar hanya untuk mendapatkan nilai tinggi atau gelar, tanpa memperhatikan manfaat ilmu sebenarnya, termasuk dalam kategori niat yang salah.

Belajar untuk tujuan yang salah, seperti membangun rumah di atas pasir yang tidak stabil. Seiring waktu, rumah tersebut akan runtuh karena dasarnya tidak kuat. Demikian pula dengan ilmu yang dimulai dari niat yang salah, karena tidak memiliki dasar kuat, akan mudah rusak dan tidak bermanfaat.

Ilmu seperti cahaya yang menerangi jalan hidup seseorang dan niat adalah kunci untuk membuka pintu cahaya tersebut. Jika kunci tersebut salah, cahaya tidak akan menyala atau bahkan dapat menyala tapi mengarahkan pada jalan yang salah. (Widi)

Penulis : Nugroho Widi Susanto
Editor : Rakhmadi Kurniawan

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.